01 Desember 2010
MISTERI SI MBAH SETAN GUNDUL
"SI SETAN GUNDUL"
Begini ceritanya:
Pada suatu hari ada 3 orang remaja di desa bringsang sedang bermain di pantai dekat pal perbatasan antara desa aeng anyar dan desa bringsang
Tiba tiba, salah satu remaja itu berteriak teriak histeris.. MAYAT.. !! MAYAT..!! MAYAT...!! ada YAMAT eh MAYAAAT...
Sekonyong-konyong Para penduduk bringsang GEMPAR karena berita mengejutkan tersebut, lalu ditariklah se onggok mayat busuk tersebut ke darat oleh tokoh dan aparat desa bringsang
Sangat MENGERIKAN dan MENAKUTKAN sosok mayak tersebut sudah tidak bermata,rambutnya sudah lepas,dan tulang rusuknya juga sudah kelihatan menyebul diantara usus yang berantakan, badannya terlihat putih dan penuh dengan lubang-lubang, kata seorang nelayan, lubang itu pasti bekas dimakan "cumi-cumi", setelah berita itu tersebar luas, sekonyong-konyong hampir seluruh warga tidak mau mengkonsumsi JHUKO' ENNUS atau cumi-cumi karena jijik ingat sama bangkai mayat mengerikan dan busuk tersebut
Pada hari itu juga mayat itu langsung dikurkan tanpa di solatkan atau didoakan, jadi mayat tersebut langsung di kuburkan di tepi laut dengan seadanya,
Lalu, Malampun tiba... seluruh warga dicekam ketakutan dan kengerian akan peristiwa mayat yang menakutkan pada siang itu, Kebetulan dulu belum ada listrik jadi kalau malam gelapnya bukan maen, apalagi kalau tidak ada bulan, suasananya gelap gulita, tiba-tiba ada desas-desus bahwa dusun bungbungan di teror oleh hantu yang dijuluki "SI SETAN GUNDUL", Hampir setiap malam warga bringsang tidak berani keluar rumah, bahkan langgar tempat belajar mengaji kalau malam diliburkan karena ketakutan bertemu dengan setan gundul yang mengerikan, kebetulan waktu itu penulis masih kecil kira-kira umur 9th, sampai sekarang kuburan si GUNDUL masih ada, letakknya tepat di pinggir pantai perbatasan PAL desa bringsang dan aeng anyar, kuburan yang dulunya hanya seperti kuburan biasa kini sudah dibangun seperti "BHUJU' atau "KERAMAT" bahkan ada masyarakat yang memberikan sesaji atau sajen seperti jajanan pasar,kopi dan bubur 7 warna beserta bakar kemenyan dan kembang 7 warna, kadang kadang ada buah buahan dan makanan dan uang
Bagi penulis dan teman2 penulis semua sajen tersebut merupakan rejeki nomplok karena dulu jaman susah, jarang ada makanan, berburu sesajen adalah kegiatan yang menyenangkan, perburuan kami mulai dari Rama aghung, jhu'lanceng,bhuju' jhukok dan ghentongan,para nangker.
Lalu sikap kita sebagai generasi muda bagaimana ? apakah akan melanjutkan tradisi sesaji atau "SONTENG" dikuburan yang dianggap keramat atau angker...??
apakah mereka masih memerlukan makan dan minum..? bahkan merokok.. ? karena dalam sesaji pasti ada sebatang rokok...
apakah mereka masih lapar dan haus..?
Bukankah seharusnya mereka (almarhum) lebih membutuhkan kiriman do'a bukan makanan, karena makanan adalah kebutuhan orang hidup, bukan orang mati, apalagi sampai menyembah atau memuja dan meminta-minta keselamatan atau kesembuhan kepada kuburan, karena itu adalah perbuatan yang menodai AQIDAH kita dan merusak TAUHID kita, karena hanya kepada Allah sajalah tempat kita meminta dan memuja..
Untuk informasi yang lebih mendetil para pembaca bisa menghubungi anggota bgf community via email di:
tenggina@gmail.com
paranangker@gmail.com
adawx2@gmail.com
mathraza@gmail.com
"SAKALANGKONG"
by: joko kendil
Anggota team:
BGF community sumenep-madura.